Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, teknologi memainkan peran penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan. Salah satu elemen krusial adalah pengembangan sistem yang mampu mendukung operasional bisnis secara efektif. Namun, pertanyaannya adalah kapan waktu yang tepat untuk mengadopsi sistem baru dan berapa persen investasi yang seharusnya dialokasikan dibandingkan dengan omset perusahaan? Artikel ini akan mengulas kedua aspek tersebut secara detail.

Kapan Perusahaan Memerlukan Sistem?

  1. Ketika Skala Operasional Meningkat Perusahaan kecil dengan proses manual mungkin dapat berjalan baik pada tahap awal. Namun, seiring pertumbuhan, kebutuhan akan sistem yang mampu mengelola data, proses, dan komunikasi menjadi sangat mendesak. Contohnya adalah penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) ketika perusahaan sudah memiliki banyak departemen dan cabang.
  2. Ketika Produktivitas Menurun Jika proses kerja menjadi lambat atau terdapat banyak kesalahan manusia (human error), ini adalah tanda bahwa sistem manual tidak lagi efektif. Sistem yang terotomasi dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi potensi kesalahan.
  3. Ketika Persaingan Semakin Ketat Dalam industri yang kompetitif, memiliki sistem yang mendukung analitik, pengambilan keputusan, dan pengalaman pelanggan (seperti Customer Relationship Management/CRM) bisa menjadi pembeda utama. Jika perusahaan merasa tertinggal dari pesaing, saatnya mempertimbangkan pengembangan sistem.
  4. Ketika Kepatuhan Regulasi Membutuhkan Teknologi Beberapa sektor seperti keuangan, kesehatan, dan logistik memiliki standar kepatuhan yang ketat. Implementasi sistem dapat membantu perusahaan memenuhi regulasi tersebut dengan lebih efisien.
  5. Ketika Data Tidak Terkelola dengan Baik Jika perusahaan memiliki data yang banyak tetapi tidak dapat digunakan secara optimal, sistem seperti Business Intelligence (BI) menjadi kebutuhan mendesak.

Berapa Persen Nilai Investasi yang Diperlukan?

Investasi pada sistem teknologi biasanya dipengaruhi oleh sektor bisnis, skala perusahaan, dan jenis sistem yang diadopsi. Namun, beberapa pedoman umum dapat membantu menentukan anggaran:

  1. Persentase Umum dari Omset
    • Untuk perusahaan kecil hingga menengah, investasi teknologi informasi (TI) biasanya berkisar antara 2-5% dari omset tahunan.
    • Untuk perusahaan besar atau yang bergerak di sektor teknologi, investasi ini bisa mencapai 6-10% dari omset.
  2. Jenis Sistem yang Diimplementasikan
    • Sistem dasar, seperti aplikasi akuntansi atau manajemen inventaris: sekitar 1-2% dari omset.
    • Sistem menengah, seperti ERP atau CRM: sekitar 3-5% dari omset.
    • Sistem canggih, seperti analitik berbasis AI atau solusi berbasis cloud: sekitar 5-8% dari omset.
  3. Total Biaya Kepemilikan (TCO) Jangan hanya mempertimbangkan biaya awal (pembelian perangkat keras dan perangkat lunak), tetapi juga biaya pemeliharaan, pelatihan, dan upgrade. Total biaya ini perlu dihitung untuk memastikan bahwa investasi memberikan Return on Investment (ROI) yang optimal.

Pertimbangan dalam Mengalokasikan Investasi

  • Skalabilitas Sistem: Pilih sistem yang dapat berkembang seiring dengan pertumbuhan perusahaan.
  • Kebutuhan vs. Keinginan: Fokus pada kebutuhan bisnis yang mendesak terlebih dahulu.
  • ROI yang Diukur Secara Realistis: Pastikan bahwa investasi menghasilkan peningkatan efisiensi, penurunan biaya operasional, atau peningkatan pendapatan.

Kesimpulan

Perusahaan memerlukan sistem ketika skala operasional meningkat, produktivitas menurun, atau persaingan semakin ketat. Investasi pada sistem teknologi harus disesuaikan dengan skala bisnis dan kebutuhan spesifik perusahaan, biasanya berkisar antara 3-10% dari omset tahunan. Perencanaan yang matang dan pemilihan sistem yang tepat akan memastikan bahwa investasi memberikan hasil maksimal bagi perusahaan.

 

Join to newsletter.

Follow us by entering your email to join our newsletter.

Get a personal consultation.

Call us today at (021) 2230-6840

Request a Quote for your needs.